MODUL 2 FOTOGRAFI
OLEH : SENDI TRIWILOPO, S.SOS.,M.I.KOM.
MENGUKUR PENCAHAYAAN
(EXPOSURE METERING)
MENGUKUR CAHAYA OBYEK
Fotografi diartikan melukis dengan cahaya. Pada dasarnya, cahaya yang ada di obyek foto yang menghasilkan lukisan kita. Maka lukisan akan ditentukan oleh kemampuan fotografer untuk mengatur pencahayaan di obyek (cahaya dari sumber cahaya, seperti matahari dan lampu).
Kamera SLR dan DSLR telah dilengkapi perangkat untuk mengukur cahaya yang mengenai obyek tersebut dalam rangka menyesuaikan dengan exposure. Istilah untuk mengetahui dan mengukur pencahayaan obyek adalah metering.
Metering mempunyai peran yang penting dalam menentukan exposure, yaitu dalam menghasilkan terang gelapnya suatu hasil foto. Metering adalah proses mengukur cahaya yang masuk (melalui lensa) sebagai acuan kamera untuk menentukan nilai yang optimal bagi komponen-komponen yang terlibat (obyek). Komponen-komponen tersebut adalah shutter speed, aperture dan ISO.
Fungsi metering adalah untuk menghasilkan foto yang memiliki exposure yang tepat agar tidak overexposure atau underexposure. Selain itu metering juga berfungsi untuk melakukan pengambilan gambar (obyek yang sama) tapi dengan nilai exposure yang berbeda
Metering pada kamera bertujuan untuk menghasilkan exposure yang tepat sehingga gelap terangnya foto bisa seimbang antara area gelap (shadow), area tengah atau grey/abu-abu (midtone) dan area terang (highlight). Kesesuaian exposure triangle akan mengindari foto yang terlalu gelap (under-exposure) atau terlalu terang (over-exposure).
Kamera DSLR saat ini sudah dilengkapi dengan sensor cahaya yang kompleks. Proses metering dilakukan instantlyoleh kamera. Secara seketika sensor kamera mampu menganalisa intensitas cahaya yang mengenai beberapa bagian pada sensor tersebut.
Informasi metering pada kamera ini dapat dilihat melalui layar kamera atau jendela bidikan (viewfinder).
Matrix metering (pada nikon) atau mode evaluative (pada canon) adalah cara yang sering digunakan. Kamera akan menentukan exposure berdasarkan rata-rata pengukuran cahaya di semua bidang obyek foto (seluruh bagian). Meteringdengan cara ini, sensor akan menganggap cahaya pada semua bidang foto mempunyai prioritas yang sama penting.
Masing-masing kamera mempunyai jumlah sensor cahaya yang berbeda, semakin banyak jumlahnya maka informasi cahaya yang didapatkan tentu akan lebih akurat. Semua data dari masing-masing sensor kemudian diolah atau dirata-rata nilainya oleh sensor kamera yang kemudian menjadi dasar penentuan exposure.
Pada viewfinder(atau layar LCD) akan terlihat :
Matrix metering memastikan keseimbangan antara terang dan gelap di seluruh bidang obyek foto.
Untuk situasi umum, pemotretan dengan metering cara ini dianggap dapat diandalkan, karena kamera memperhitungkan seluruh bidang foto. Tetapi, tidak semua obyek dapat optimal menggunakan cara, misalnya foto landscapeyang memiliki obyek langit terang yang dominan dan kontras warna tinggi.
n CENTER-WEIGHTED METERING
Mode atau cara center-weighted metering berdasarkan pengukuran pada banyak area sensor, tetapi terdapat prioritas pengukuran pada bidang tengah foto. Di bagian tengah adalah prioritas metering (kurang lebih sekitar 75% dari bidang) sementara cahaya di luar area tersebut tidak terlalu diperhitungkan/diukur.
Pada viewfinder(atau layar LCD) akan terlihat :
.
Bahwa pada area lingkaran tengah adalah nilai exposure yang terukur paling tepat, area di luar lingkran menjadi lebih gelap (under-exposure). Metering ini banyak digunakan untuk foto close up atau foto macro.
Mode spot metering maksudnya pengukuran cahaya dilakukan kamera hanya di satu tiik tertentu pada bidang foto. Sensor imagehanya mengukur cahaya pada bidang spot( titik kecil, kurang lebih sekitar 5% dari bidang foto) Sedangkakn bidang lainnya 95% area selain titik tersebut terabaikan.
Spot tersebut harus diarahkan tepat pada obyek yang akan diukur exposure-nya. Jika penempatan spot tersebut bergeser dari target obyek yang akan difoto, hasilnya akan berbeda. Tidak semua DSLR memiliki fasilitas spot metering.
Mode ini berguna untuk memotret di tempat yang pencahayaannya cukup kompleks. Mode ini sering digunakan untuk mengatasi cahaya yang lebih terang dari arah belakang obyek foto (backlight). Dampaknya, latar belakang obyek menjadi terlalu terang.
Memang jika kita menggunakan mode evaluative/matrix atau center-weighted metering saat menghadapi kondisi dan situasi seperti ini, foto akan menghasilkan obyek yang siluet, tetapi kita bisa menggunakan flashdengan teknik fill-in untuk mengatasi masalah siluet tersebut pada saat pemotretan.
nMEMAHAMI EXPOSURE INDICATOR
Setelah mengenal metering, perlu diperhatikan exposure indicator pada kamera. Di kamera DSLR Canon, exposure indicator seperti ini:
Di kamera DSLR Nikon, indikator exposure tampak seperti ini:
Sementara di rata-rata DSLR lain, indikator exposure nya:
Di panel LCD bagian atas kamera DSLR, letak indikator expsoure kira-kira seperti ini (bergantung jenis kameranya):
Contoh untuk kamera Canon
àtitik penanda berada di angka 0 artinya kita di titik netral (properly exposed)
àtitik penanda berada di angka -1 berarti underexposed1 stop
àtitik penanda berada di angka + 2 artinya overexposed 2 stop.
àTanda minus (-) berarti under, sementara positif berarti over.
n MANIPULASI DENGAN EXPOSURE COMPENSATION
Sesungguhnya bahwa nilai exposure bukan standar baku. Mata kita yang melihat dan kita andalkan untuk menilai apakah foto sudah memiliki exposure yang tepat atau belum. Terkadang hasil foto masih terlihat agak gelap atau agak terang. Ingatlah, bahwa foto tersebut TIDAK gagal.
Untuk mengoptimalkan hasil yang kurang memuaskan, kita bisa memanfaatkan fitur lain pada kamera. Kita bisa menggunakan fitur exposure compensation(Ev) ke arah negatif supaya lebih gelap atau ke arah positif supaya lebih terang. Selain itu, juga dapat memakai bantuan tombol kuncian exposure (exposure lock/AE-L).
Perlu diingat bahwa besarnya sensitivitas gelap-terang rata-rata dalam sistem metering kamera adalah 18% grey (abu-abu). Artinya belum warna sesungguhnya. Misalnya, ketika kita memotret seorang model yang background-nya lebih terang, maka metering pada kamera akan membuat model tersebut terlihat lebih gelap dari kondisi aslinya. Karena sistem metering mengantisipasi background terang tersebut dan secara otomatis sensor image-nya “membawa” ke arah 18% grey (mendekati nilai exposure normal), sehingga obyek foto akan menjadi lebih redup (underexposure).
Sebaliknya, saat memotret obyek yang lebih terang dengan backgroundgelap (hitam). Maka metering pada kamera akan secara otomatis membawa backgroundtersebut ke arah 18% grey sehingga obyek menjadi lebih terang (overexposure)dari kondisi normalnya.
Untuk itu,
Untuk memnghasilkan foto yang baik dengan mengetahui kekurangan dari meteringyang kita lakukan, dapat dilakukan fitur kamera tau fasilitas yang disebut exposure compensation (kompensasi pencahayaan obyek) yang dalam istilah fotografi dikenaldengan EV (exposure value) untuk dinaikkan atau diturunkan beberapa stop.
Exposure compensation adalah cara untuk memerintahkan kamera membiarkan lebih banyak/lebih sedikit cahaya masuk ke lensa terlepas dari hasil pengukuran lightmeter (metering)
Dengan exposure compensation memungkinkan fotografer mengembalikan foto yang underataupun over kembali ke warna aslinya (warna putih akan kembali putih dan hitam kembali tampak hitam). Lebih lanjut dapat dibuat perbandingan foto-foto berikut:
Tanpa exposure compensation
Foto dihasilkan dengan mode aperture priority (AV Mode) dan tanpa melakukan exposure compensation. Perhatikan bahwa obyek foto didominasi warna hitam, maka secara otomatis metering akan membuatnya lebih terang, menghasilkan foto yang over-exposure sehingga warna hitam menjadi seperti abu-abu:
Dengan Exposure Compensation -1 EV (1 stop)
Dalam kondisi “asli” di foto pertama, hasil foto terlalu terang, maka kita melakukan exposure compensation -1 EV
Di Foto kedua, terlihat obyek lebih mendekati warna aslinya yang didominasi warna hitam. Hasil meteringyang 18% grey terkoreksi dengan menurunkan kompensasi EV sebesar 1 stop.
Dengan exposure compensation -2EV (-2 stop)
Secara teknis, fotografer dapat mempergelap foto tadi dengan mengeset exposure compensation di posisi -2EV (kurangi 2 stop):
Efek gelap lebih terlilhat dengan kontras pada wajah obyek. Perhatikan pula bahwa foto yang terlalu gelap akan mengurangi gradasi warna antara baju obyek dengan background.
Perlu dicatat bahwa setting EV ini TIDAK dapat dilakukan pada mode Auto (fully automatic). Hanya bisa di mode Manual, P, AV atau TV.
Comments
Post a Comment
Berkomentarlah yang baik dan sopan