Buku : Pengantar Ilmu Antropologi ( bab 7 )
Pengarang : Koentjaraningrat
Secara umum buku ini “Pengantar Ilmu Antropologi” karya Prof. DR. Koentjaraningrat menguraikan tentang ilmu antropologi mulai dari sejarah hingga perkembangannya. Pada bagian awal dipaparkan tentang ruang lingkup ilmu antropologi yang mengalami pergeseran dari fase ke fase. Lalu dipaparkan pula berbagai macam ilmu yang berhubungan dengan ilmu antropologi. Selanjutnya
diuraikan metode yang digunakan dalam ilmu antropologi. Kemudian baru mulai dipaparkan setiap elemen yang dibahas mulai lingkup terkecil hingga terluas secara bertahap, yaitu meliputi pembahasan tentang manusia, kepribadian, masyarakat, kebudayaan dan yang terakhir adalah tentang etnografi.
Secara khusus bab VII, Aneka RAgam Budaya dan Masyarakat berisikan sebagai berikut:
1. Konsep Suku Bangsa
Suku bangsa. Tiap kebudayaaan yang hidup dalam suatu masyarakat, baik suatu komunitas desa, kota, kelompok kekerabatan, atau lainnya, memiliki suatu corak yang khas, yang terutama tampak oleh orang yang berasal dari luar masyarakat itu sendiri. Warga kebudayaan itu sendiri biasanya tidak menyadadari dan melihat corak khas tersebut. Sebaliknya, mereka dapa tmelihat corak khas kebudayaan lain, terutama apabila corak khas tersebut mengenai unsusr-unsur yang perbedaaannya sangat mencolok dibandingkan dengan kebudayaan itu sendiri. baca juga:
Bentuk Interaksi Sosial
Suatu kebudayaan dapat memiliki suatu corak yang khas karena berbagai sebab, yaitu karena adanya suatu unsure kecil (dalam bentuk unsure kebudayaan fisik) yang khas dalam kebudayaan tersebut, atau kebudayaan tersebut memiliki pranata-pranata dengan suatu pola social khusus, atau mungkin juga karena kebudsayaan menganut suatu tema budaya yang khusus. Sebaliknya, corak khas mungkin pula disebabkan karena adanya kompleks unsure-unsur yang lebih besar, sehingga tampak berbeda dari kebudayaan-kebudayaan lain.
Pokok perhatian dari suatu deskripsi etnografi adalah kebudayaan-kebudayaan dengan corak yang khas seperti, yang disebut dengan istilah “suku bangsa” (dalam bahasa Inggris disebut ethnic group, yang kalau diterjemahkan secara harfiah menjadi “kelompok etnik”). Istilah suku bangsa dipakai karena sifat kesatuan dari suatu suku bangsa bukan kelompok, melainkan golongan. Konsep yang mencangkup istilah sukku bangsa adalah suatu golongan manusia yan terikat oleh suatu kesadaran dan jati diri mereka akan kesatuan dari kebudayaan tidak ditentukan oleh orang luar (misalnya oleh seorang ahli antropologi, ahli kebudayaan dsb, yang menggunakan metode-metode analis ilmiah), melainkan oleh warga kebudayaan yang bersangkutan itu sendiri, seperti misalnya dalam bahsa minangkabau atau ilmu hokum adat Indonesia. Deskripsi mengenai kebudayaan dari suatu suku bangsa biasanya merupakan isi dari suatu karangan etnografi.
Aneka Ragam kebudayaan suku Bangsa. Sebaiknya kesatuan masyarakat suku-suku bangsa diseluruh dunia dibedakan berdasarkan mata pencaharian dan system ekonominya, yaitu :
1. masyarakat pemburu dan peramu
2. masyarakat peternak
3. masyarakat peladang
4. masyarakat nelayan
5. masyarakat petani pedesaan
6. masyarakat perkotaan kompleks.
2. Konsep Daerah Kebudayaan
Suatu daerah kebudayaan adalah suatu daerah pada peta dunia yang oleh par aahli antropologi disatukan berdasarkan persamaan unsure-unsur atau ciri-ciri kebudayaan yang mencolok. Dengan pengolongan seperti itu, berbagai suku bangsa yang tersebar di suatu daerah di muka bumi diklasifikasikan berdasarkan unsure-unsur kebudayaan yang menunjukkan persamaaan, untuk memudahkan para ahli antropologi melakukan penelitian analisa komparatif.
Ciri-ciri kebudayaan yang dijadikan dasar dari suatu pengolongan daerah kebudayaan bukan hanya unsusr-unsur kebudayaan fisik saja (misalnya alat-alat yang digunakan berbagai jenis mata pencaharian hidup, yaitu alat bercocok tanam, alat berburu, dan alat transpor, senjata, bentuk-bentuk ornamen, gaya pakaian, bentuk rumah, dsb), tetapi juga unsur-unsur kebudayaan abstrak seperti unsur-unsur organisasi kemasyarakatan, system perekonomian, upacara keagamaan, adat istiadat dll. Baca juga
Dinamika masyarakat dan kebudayaan .Persamaan ciri-ciri mencolok dalam suatu daerah kebudayaan biasanya hadir lebih kuat pada kebudayaan-kebudayaan yang menjadi pusat pada kebudayaan yang bersangkutan, dan makin tipis didalam kebudayaan-kebudayaan yang jaraknya makin jauh dari pusat tersebut.
3. Ras, Bahasa, Dan Kebudayaan
Perbedaan ras pada berbagai suku bangsa tidak mengindari kemungkinan penggunaan bahasa yang walaupun mungkin berbeda-beda, berasal dari keluarga bahasa yang sama. Bahasa orang Huwa, yaitu penduduk daerah pegunungan di Madagaskar, yang memiliki ciri-ciri ras Negroid yang tercampur dengan beberapa ciri ras Kaukasoid Arab, tergolong induk yang sama dengan bahasa Jawa maupun Bgu (salah satu bahasa Irian Jaya), yaitu keluarga bahasa Austranesia. Kebudayaan Huwa yang diklasifikasikan ke dalam kebudayaan Madagaskar, di zaman yang lampau banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Imerina ketika daerah suku bangsa Huwa dikuasai oleh kerajaan Imerina. Kebudayaan orang Huwa adalah kebudayaan agraris, dan religinya yang asli telah mendapat pengaruh agama katolik.
Kebudayaan Jawa juga merupakan kebudayaan agraris. Masyarakat Jawa sebagian besar hidup didaerah pedesaan yang sejak abad ke-9 secara bergantian dikuasai oleh sejumlah kerajaan kuno yang menganut agama Hindu dan Budha Mahayana, dan kemudian dapat pengaruh agama Islam. Para ahli mengolongkan kebudayaan Jawa kedalam lingakaran hokum adat Jawa-Madura. Orang Bgu adalah peramu sagu yang tinggal dalam desa-desa kecil sepanjang lembah sungai dekat rawa-rawa serta hutan-hutan sagu. Sistem religi penduduk asli kini sudah banyak dipengaruhi oleh agama Kristen yang diajarkan oleh para pendeta Belanda.
maaf mas,,, saya kmaren numpang copas lo,,,
ReplyDelete